MAKALAH
SYI’AH ITSNA ASYARIYAH RIYAH IMAMIYAH
JA’FARIYAH
ILMU KALAM
Dosen Pengampu
Faisol Nashir Bin Madhi
Disusun
Oleh:
Vanya
Ironies : U20151034
Miftahul
Jannah : U20151033
Miftahul
Rohma : U20151035
Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Fakultas Ushuluddin IAIN JEMBER
Tahun Akademik : 2015/2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, syukur pada Allah
Rabb semesta alam, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Sholawat beiringkan salam selalu kita
haturkan kepada kekasih Allah, Rasulullah SAW juga para
sahabat serta para pengikut yang mengikuti sunnah-sunnahnya.
Makalah dengan judul “ Syi’ah Itsna
Asyariyah Imamiah” merupakan salah satu tugas terstruktur Ilmu Kalam bagi mahasiswa semester dua Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN
Jember.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, terutama
kepada :
1. Allah SWT, karena
tanpa Dia penulis masih bisa bernafas dan menyelesaikan tugas makalah ilmu
kalam ini.
- Bapak Faisol, selaku Dosen mata kuliah ilmu kalam di Institut Agama Islam Negeri
Jember yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.
- Pihak-pihak lain yang tidak penulis sebutkan satu
persatu yang turut membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan dan kesalahan didalamnya, oleh karena itu segala kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi perbaikan di kemudian hari.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jember,
10 April 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................4
1.1
Latar Belakang 4
1.2
Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5
BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................................6
2.1 Sejarah timbulnya golongan Syi’ah………………………………………..6
2.2 Syi’ah Itsna Asyariyah……………………………………………………..8
2.3 Doktrin-doktrin Syi’ah Itsna
Asyariyah……….…….…….…….…….…...9
2.4 Imam-imam Syi’ah Itsna Asyariyah………………………………………..11
BAB III
PENUTUP..................................................................................................................15
3.1
Kesimpulan 15
DAFTAR
PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbedaan
pendapat dan tujuan adalah sesuatu yang membedakan manusia dengan makhluk yang
lain. Kedua-duanya adalah sebab utama berkembangnya berbagai macam kelompok.
Tragedi Qabil dan Habil adalah bentuk awal dari perbedaan pendapat yang ada
dalam dinamika kehidupan manusia.
Bahkan dalam satu kelompok yang notabene mempunyai
ideologi yang sama, tak lepas dari perbedaan pendapat dari idividu-individu
yang ada di dalamnya. Begitu
juga dengan Islam, Meski sama-sama berpegang teguh pada Alquran dan
Hadits,dengan mudah kita temui perbedaan yang meligkupi tubuh umat muslim.
Meski berangkat dari ideologi yang
sama, yakni mendukung
dan mengikuti Ali bin Abi Tholib, sekaligus mendahulukan dan lebih mengutamakan
dia daripada para sahabat yang lain, Syiah dalam perkembangannya terbagi
menjadi beberapa kelompok. Diantaranya Syi’ah Itsna ‘Asyariyyah atau
Imamiyah, Zaidiyah, Batiniah dan Syi’ah Ismailiyah. Perpecahan kelompok dalam
tubuh Syiah tak lepas dari perbedaan pendapat yang melingkupi para penganutnya.
Syi’ah Imamiyah 12 adalah sebuah kelompok yang berpegang
teguh kepada keyakinan bahwa Ali adalah yang berhak mewarisi khilafah, dan
bukan Abu Bakar, Umar atau Utsman r.a. Mereka meyakini adanya 12 imam. Imam
yang terakhir menurut mereka sedang menghilang, masuk dalam goa di Sammara (sebuah
kota di Irak dekat sungai Tigris, arah utara dari Baghdad). Sekte Imamiyah
inilah yang bertentangan dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam pemikiran dan
ide-idenya yang spesifik. Mereka sangat berambisi untuk menyebarkan madzabnya
ke segenap penjuru dunia Islam.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa itu golongan Syi’ah Itsna Asyariyah dan apa penyebab
timbulnya?
b) Bagaimana doktrin-doktrinnya?
c) Siapa saja tokoh-tokoh Syi’ah Itsna Asyariyah?
1.3 Tujuan
a)
Agar pembaca memahami berdirinya golongan Syi’ah
b)
Agar pembaca mengerti
tentang Syi’ah Asyariyah
c)
Agar pembaca mengetahui bagaimana
pemikiran dan doktrin Syi’ah Itsna Asyariyah
d)
Agar
pembaca mengetahui
imam-imam Syi’ah Itsna Asyariyah
BAB II
PEMBAHASAN
SYI’AH IMAMIYAH ITSNA ‘ASYARIYAH
A. SEJARAH TIMBULNYA SYI’AH
Syi’ah berasal dari bahasa Arab, artinya pengikut atau
golongan. Jamaknya Syiya’un.
Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِيْنَ
فَرَّقُوْا دِيْنَهُم وَكَانُوْا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِى شَيْءٍ قلى إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى
اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ
(الأنعام: ١٥٩)
“Sesungguhnya orang-orang yang
memecah belah agamanya dan mereka menjdai bergolong-golong, tidak ada
sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka
hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada
mereka apa yang telah mereka perbuat”
Disini Syi’ah dimaksudkan
sebagai suatu golongan dalam Islam yang beranggapan bahwa Sayyidina Ali Bin Abi
Tholib r.a adalah orang yang berhak sebagai khalifah pengganti Nabi,
berdasarkan wasiatnya. Sedangkan khalifah-khalifah Abu Bakar As Sidiq, Umar Bin
Khattab dan Utsman Bin Affan adalah pengghasab kedudukan khalifah.
Provokator gerakan Syi’ah
ini adalah Abdullah Bin Saba’, pendeta Yahudi berasal dari Yaman yang
berpura-pura masuk Islam. Sesudah memeluk Islam, dia datang ke Madinah pada
masa-masa akhir pemerintahan Khalifah Utsman Bin Affan, tahun 30 H, dengan harapan akan mendapatkan
sambutan dan penghargaan dari kahlifah. Ternyata harapan tersebut meleset dari
angan-angannya. Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa Abdullah bin Saba’ ini
masuk Islam memang bertujuan hendak merusak Islam dari dalam.
Dia kemudian membenci khalifah
Utsman, karena tidak memberikan sambutan yang diharapkan, lalu melancarkan
propaganda anti khalifah dan menyanjung-nyanjung Sayyidina Ali Bin Abi Tholib.
Propaganda Abdullah Bin Saba’ ini mendapatkan sambutan dan dukungan sebagian
masyarakat ketika itu, seperti di kota-kota Madinah sendiri, Mesir, Kufah,
Basrah, dll.
Abdullah Bin Saba’ sangat
berlebih-lebihan dalam mengagung-agungkan Sayyidina Ali, berani membuat
hadits-hadits maudhu’ untuk memuja-mujanya, dan merendahkan martabat
khalifah-khalifah Abu Bakar, Umar dan terutama Utsman. Dia mengajarkan bahwa
dalam tubuh Sayyidina Ali itu terdapat unsur ketuhanan yang menitis padanya,
sehinnga ia mengetahui segala yang ghaib.[1]
Adapun dasar ajaran Syi’ah
ialah tentang Khalifah, atau sebagaimana yang mereka sebut Imam, maka Sayyidina
Ali adalah imam sesudah Nabi Muhammad SAW. Kemudian sambung menyambung imam itu
menurut urutan dari Allah. Beriman kepada imam, dan taat kepadanya merupakan
sebagian dari iman. Imam menurut pandangan mereka bukan seperti pandangan
Golongan Ahlus Sunnah yaitu khalifah atau imam adalah wakil pembawa syari’at
(nabi) dalam menjaga agama, mendorong manusia untuk beramal apa yang
diperinahkan Allah. Khalifah juga sebagai pemimpin kekuasaan dan peradilan,
pemerintaha dan peperangan.
Sedangkan menurut Syi’ah,
imam itu memiliki pengertian yang lain. Imam adalah guru yang paling besar.
Imam pertama telah mewarisi ilmu Nabi SAW. Imam bukanlah manusia biasa, tetapi
manusia luar biasa, karena dia ma’shum dari kesalahan. [2]
Disini ada dua macam ilmu.
Ilmu lahir dan ilmu batin. Nabi telah
mengajarkan Al-Qur’an makna batin dan makna lahir, mengajarkan Sayyidina Ali
tentang rahasia-rahasia alam dan masalah-masalah ghoib. Kemudian tiap iamam
mewariskan pembendaharaan ilmu-ilmu kepada imam sesudahnya. Tiap imam mengajar
manusia pada waktunya sesuatu rahasia-rahasia (asrar) yang mereka mampu
memahaminya. Oleh karena itulah imam merupakan guru yang paling besar.
Orang-orang Syi’ah tidak percaya pada ilmu dan hadits, kecuali yang
diriwayatkan dari imam-imam mereka sendiri.
Golongan Syi’ah ini berpecah
belah menjadi beberapa aliran karena beberapa sebab:
1. Perbedan pendapat dalam prinsip-prinsip ajaran.
Diantara mereka berpendapat bahwa khalifah itu dianggap suci dan barang siapa
menentangnya dianggap kufur. Sebagian yang lainberpendapat jalan tengah yaitu
orang yang menentang kepada khalifah itu tidak sampai kepada kufur tetapi
merupakan kesalahan saja.
2. Perbedaan pendapat tetang menentukan imam. Anak
keturunan Ali telah anak beranak dan orang-orang Syi’ah berselisih siapa imam
mereka. Sebagian yang lain mengatakan lain
B. SYI’AH ITSNA ASYARIYAH
Dari banyak golongan Syi’ah, salah satunya adalah Syi’ah Imamiah Itsna ‘Asyariyah. Nama dua
belas (itsna ‘asyariyah) ini mengandung pesan penting dalam tinjauan
sejarah, yaitu golongan ini terbentuk setelah lahirnya kedua belas imam yaitu
kira-kira pada tahun 260 H/ 878 M. Imam terakhir mereka adalah Imam
Mahdi Al-Muntazhar (Imam Mahdi
yang ditunggu), seorang Imam yang muncul pada tahun 878 dan kemudian menghilang karena masuk
dalam goa di Sammara (sebuah kota di Irak dekat sungai Tigris, arah utara dari
Baghdad.Para pengikut Itsna Asyariyyah yakin bahwa Imam Mahdi akan kembali
untuk menghadapi dajjal dan akan membangun pemerintahan Islam.[3]
Para pengikut ajaran
Syi'ah Itsna Asyariyyah mendasarkan hukum mereka (Syariah) pada Al-Qur'an dan Sunnah
Rasul. Perbedaan antara hukum syariah Sunni dan Syiah terletak pada keyakinan
bahwa Nabi Muhammad memberikan Ali ra. sebagai pemimpin pertama setelah Nabi
Muhammad saw. Lebih lanjut, menurut pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah, bahwa Imam
atau pemimpin umat tidakl dapat dipilih oleh manusia secara demokrasi (pemilu).
Imam adalah jabatan langsung dari Allah swt. Sedangkan pengikut Sunni percaya
bahwa pemimpin umat dipilih dengan pemilu dan yang memiliki suara terbanyaklah
yang menjadi pemimpin (khalifah). Perbedaan inilah yang membuat Syi'ah dan
Sunni menjadi terpecah. Berikut ini adalah perbedaan lain dalam masalah Syari'ah
antara Syi'ah dan Sunni.
- Mengambil hadits dari Nabi Muhammad
saw. dan para Ahlul Bait
- Tidak mengambil hadits dan contoh yang
diriwayatkan oleh Abu Bakar, Umar dan Usman (Mereka bertiga adalah
khulafaur rasyidin sebelum Ali ra.)
- Memberikan status ma'shum (bebas dari
kesalahan) kepada para Imam dan mengikuti contoh dan ajaran mereka
C.
DOKTRIN-DOKTRIN
SYI’AH ITSNA ‘ASYARIYAH ATAU SYI’AH IMAMIYAH
Ajaran-ajaran Syi’ah Itsna
‘Asyariyah ini memiliki konsep khusus yang dikenal dengan konssep Ushul ad-Din,
dan konsep Furu’ ad-Din.
Konsep Ushul ad-Din ini mempunyai lima pokok yaitu:
1.
Tauhid
Keesaan Tuhan adalah mutlak, Tuhan adalah qadim, Tuhan tidak
terbatasi oleh ruang dan waktu, karena ruang dan waktu adalah ciptaan-Nya dan
ia tidak dibatasi oleh ciptaan-Nya. Mereka juga percaya bahwa Allah Maha Kuasa,
Allah Maha Esa, Allah tidak terlihat dan tidak tergambar secara lahiriah oleh
manusia,, dan Tuhan selalu benar dan bebas berkehendak.[4]
2.
Keadilan
Tuhan
menciptakan kebaikan di alam semesta ini karena itu merupakan keadilan. Ia
tidak menghiasi ciptaannya dengan ketidak adilan.
Tuhan
memberikan akal untuk manusia agar mengetahui perkara yang benar dan yang salah
melalui perasaan. Dan Tuhan juga memberikan indra lainnya agar manusia dapat
melakukan sesuatu dengannya,[5]dan ini
merupakan keadilan Tuhan.
3.
Kenabian
Selain Tuhan
menciptakan insting untuk manusia agar menjadi petunjuk untuknya, baik petunjuk
dari Tuhan atau petunjuk dari dirinya sendiri, maka Rasul merupakan petunjuk
haqiqi utusan yang diutus untuk memberikan acuan dalam membedakan yang baik dan
yang buruk. Dalam keyakinan Syi’ah Itsna ‘Asyariyah
mereka meyakini
nabi-nabi dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad dan tidak ada nabi setelah Nabi
Muhammad.[6]
4.
Ma’ad
(hari kiamat)
Ma’ad merupakan hari akhir untuk menghadap pengadilan Tuhan di
akhirat. Mereka
yang beramal baik akan diberikan ganjaran untuk masuk ke Surga selamanya,
sedangkan yang beramal buruk akan dimasukkan ke Neraka selamanya sesuai dengan kehendak-Nya.
5.
Imamah
Itsna Asyariyah
(Syi’ah Imamiyah) mempercayai bahwa ada sistem kepemimpinan yang disebut imamah
yang berasal dari Nabi Muhammad. Imam sendiri bertugas untuk memimpin umat
Islam dengan petunjuk dari Allah swt. Dan hal ini mereka memandang para imam
itu ma’shum.[7]Konsepsi Imamah menurut Syi’ah Itsna ‘Asyariyah berikut ini:
a.
Imamah
ialah seperti kenabian dari itu imamah merupakan kelanjutan kenabian dalam
meneruskan tugasnya untuk memberikan petunjuk bagi manusia. Bagi Syi’ah Itsna
‘Asyariyah Tuhan harus berlaku adil agar Tuhan menetapkan imamah.[8]
dan menganggap imamah itu tiang agama bagi mereka.
b.
Ishmah,
Imam itu ma’shum atau terjaga dari kesalahan atau terpelihara dari dosa dan
ma’siat, Mereka meyakini keimaman ali setelah wafat nabi adalah dengan nas yang
jelas dan benar dan harus yang ma’shum.[9]
c.
Taqiyah,
taqiyah merupakan program rahasia, dan program ini dianggap wajib bagi mereka
karena mereka berpatokan pada perkataan salah satu imam mereka yaitu Imam Fajar Shodiq “taqiyah adalah
agamaku dan agama nenek moyangku” fatwanya yang lain “ barang siapa yang tidak
bertaqiyah maka tidak beragama”.[10]
d.
Mahdiyah,
mereka meyakini datangnya Imam Mahdi pada akhir zaman mereka menganggap Imam Mahdi adalah imam
mereka yang ke 12 yang hilang pada tahun 260 H . imam ini akan kembali datang
untuk menegkkan keadilan dan menyelamatkan manusia dari kezhaliman[11]
a.
Konsep
Furu’ ad-Din Syi’ah Itsna ‘Asyariyah berpijak pada yang delapan cabang agama
yaitu:
1.
Shalat
2.
Puasa
3.
Haji
4.
Zakat
5.
Khumus(
pajak sebesar seperlima dari penghasilan)
6.
Jihad
7.
Al-Amr’
bi al-ma’ruf
8.
An-Nahy
‘an al-munkar[12].
D. IMAM-IMAM SYIAH ITSNA ASYARIYAH.
Aliran Al-imamiyah ini merupakan golongan yang
mempercayai bahwa imam-imam itu di tunjuk oleh nabi berdasarkan wasiatnya.
Yaitu sayidina ali dan keterunnya sampai imam yang ke dua belas sampai Muhammad
Al Mahdi Al Muntadhar (ghaib 260 H)[13]
Berikut ini tokoh-tokoh Syiah Itsna Asyariyah
1. Ali
r.a biasanya di gelari Murtadlo Asadullah Al ghalib, yang terpilih, singa
allah, yang jaya, meninggal 40 H=661 M
2. Hasan
di gelari Mujtaba, yang di akui, meninggal 44 H=664 M
3. Husein,
Syahidu 1 Karbela, Meninggal 60 H=679 M
4. Ali
II Karena kesalehannya diberi gelar Zainal Abidin, perhiasan orang yang taat,
meninggal 94 H=713 M
5. Muhammad
di gelari Al Baqir, juru tafsir yang ghaib-ghaib, atau yang berwawasan dalam,
seorang yang sangat alim dan sederhana, Meninggal 113 H=731 M[14]
Ada yang mengatakan wafat pada tahun 115 H=733 M[15]SS
6. Ja’far,
di gelari Shadiq, adalah putra sulung Muhammad Al Baqir Al Baqir, Ja’far
seorang ulama, seorang literatur dan seorang ahli hukum, namanya sangat
terkenal di semua sekte islam. Kepandaiannya dan kebijakannya, Kesucian dan
sifatannya yang jujur luar biasa, menyebabkan ia di hormat, juga oleh
Musuh-musuh keluargannya. Dia meninggal pada umur lanjut di kota kelahiran
Madinah semasa pemerintahan Abu Ja’far Al mansur, Khalifah Bani Abbasiyah,
dalam tahun 148 H= 765 M
7. Abu
Hasan Musa, digelari Al Kadzim putra Ja’far As Shodiq juga di gelari Abdus
Sholeh, hamba yang Saleh karena Keshalehannya dan usaha-usaha nya menyenangkan
Tuhan. Dia lahir di Madinah. Tahun 129 H=746 M. Meninggal di Baghdad tanggal 25
Rajab 183 M=1 september 799 M. Dalam penjara. Dimana ia di tahan selama
beberapa tahun oleh Harun Ar-rasyid, yang amat cemburu atas penghormatan orang
terhadap imam itu di Hejaz. De sacy mengatakan bahwa musuh dibunuh diam-diam
dalam penjara tahananya atas perintah harun. Penderitaan dan sifatnya yang
murni dan agung. Menyebabkan ia amat di cintai oleh segala golongan dan di beri
gelar Al-Kadhim yang sabar.
8. Ali
III, Abu Hasan Ali, Bergelar Ar-Ridlo, yang diridloi tuhan, karena sifatnya
yang suci. Dia seorang yang alim, penyair dan seorang yang filosof. Di lahirkan
di kota Madinah tahun 153 M=770 M dan meninggal di Thus, Khurasan tahun 202
H=817 M. Ia menikah dengan saudara al ma’mun yang bernama Ummu fadl.
9. Abu
Ja’far Muhammad, bergelar Al-Jawwad, karena kedermawanannya dan kelapangan
hatinya, dan bergelar juga At Taqi, karena ketaatannya. Dia adalah seorang
keponakan Al Ma’mun dan juga kawin dengan anaknya, yang bernama Ummul Habib.
Dia sangat di hormati oleh Ummul Habib. Dia sangat di hormati oleh khalifah itu
dan penggantinya Al Mu’tashim. Lahir 195 H= 811 M, dan meninggal 220 H=835 M.
10. Ali
IV di beri gelar An-naqi yang suci, meninggal 260 H=868 M
11. Abu
Muhammad Al Hasan Ibnu Ali Askari di gelari Al Hadi, pemimpin dan disebut
Al-askari karena lama tinggal di bawah pengawasan Mutawakkil di Surraman Raa,
barat laut di kota Baghdad yang juga di namai Al Askar, dia seorang yang taat
dan mulia. Sifatnya seorang penyair dan literatur yang terkemuka. Dia lahir di
madinah tahun 231 H=846 M dan meninggal di Al Askar tahun 260 H=874 M. Kata
orang dia diracun oleh Mutawakkil.
12. Muhammad
Al Mahdi, iman ini menurut kepercayaan orang Syiah menghilang ke dalam suatu
gua di Surraman Raa, pada umur lima tahun. Orang percya bahwa dia masih hidup
dan orang masih mengharap-harap munculnya kembali untuk mengadakan lagi
khalifah dan mengembalikan kesuciaan
umat manusia. Dia di beri gelar imam ghaib yang tidak kelihatan, Al
Muntadhar yang di nanti-natikan kedatangaanya dan Al qhaim yang hidup.[16]
Namun di sisi lain Dua belas (itsna asyariah) ini
mengandung pesan penting dalam tinjauan sejarah, yaitu golongan ini terbentuk
setelah lahirnya kedua belas imam yaitu kira-kira pada tahun 260 H=878 M.[17]pengikut
sekte ini menggap bahwa imam yang ke dua bela, Muhammad Al Mahdi di nyatakan
ghaibah (occulation). Muhammad Al Mahdi
bersembunyi di Ruang bawah tanah rumah ayahnya di Samarra dan tidak kembali. [18]
itulah sebabnya kembalinya Imam Mahdi ini selalu ditunggu-tunggu pengikut sekte
Syiah Itsna Asyariyah. Ciri khas kehadirannya adalah sebagai Ratu adil yang
akan turun di akhir zaman. Oleh karena itulah Muhammad Al Mahdi di juluki
sebagai Imam Mahdi Al-Muntazhar (yang ditunggu).
Pengertian mahdi menurut paham syiah ialah seorang
imam yang di tunggu-tunggu. Ia akan datang memenuhi bumi dengan keadilan karena
bumi ini telah di penuhi oleh kecurangan. Ini berbeda dengan paham Ahmadiyah.
Menurut aliran ini Al Mahdi adalah Mirza Ghulam Ahmad yang merupakan penjelmaan
dari Al mahdi dan Al masih a.s dan di angkat oleh tuhan sebagai Mujaddid atau
pembaharu di abad XIV H. Ini menurut paham ahmadiyah lahore. Sedangkan menurut
ahmadiyah qadian, Mirza Ghulam
Ahmad di samping Al Mahdi juga nabi.[19]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Syi'ah Imamiyah Dua belas adalah
sebuah kelompok ummat Islam yangberpegang teguh kepada keyakinan, bahwa Ali lah
yang berhak mewarisi khalifah, dan bukan Abu Bakar, Umar, dan Utsman r.a. Mereka memiliki 12 imam. Diantara
tokoh-tokoh mereka yang paling menonjol adalah Abdullah bin Saba'. Seorang
Yahudi dari Yaman, yang berpura-pura memeluk Islam.
Syiah
imamiyah adalah syiah yang memiliki pemikiran yang extrim. Dan juga banyak dari
ajarangmereka yang berlawanan dengan ahlus sunnah waljamaah. Syiah imamiyah
saat ini berpusat di daerah Iran. Dan terbentang luas sampai ke Pakistan,
Libanon, dan Siria.
DAFTAR PUSTAKA
Sahilun Nasir, Firqoh
Syi’ah (Sejarah, Ajaran dan Perkembangannya). Al-Ikhlas Surabaya.
Anwar Rosihon, Ilmu
Kalam, Bandung, Pustaka Setia, 2001.
Fadil Su’ud Ja’fari, Islam Syi’ah, (UIN Maliki Press: Malang, 2010
).
Rizem Aizid, Sejarah Peradaban
Islam, (Yogyakarta: Diva Press, 2015)
Fadil Su’ud Ja’fari, Islam Syi’ah,
(UIN Maliki Press: Malang, 2010 )
Mushlih Fathoni, Paham Mahdi
Syi’ah dan Ahmadiyah dalam Perspektif, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2002
).
Ahmad Syalabi, Sejarah Kebudayaan
Islam, jilid II, terj. Muhtar yahya, (
Jakarta: Pustaka Al husna, 1983, hal 220; Salman Ghaffari, Shia’ism,
(teheran: Haidari Press, 1967)
[2] Sahilun Nasir, Firqoh Syi’ah,
hlm. 35
[3] Anwar Rosihon, Ilmu Kalam,
hlm. 94
[4] Fadil
Su’ud Ja’fari, Islam Syi’ah, (UIN Maliki Press: Malang, 2010 ), hal.64
[5]
Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Ag, dkk, Ilmu Kalam Edisi Revisi, (bandung:
Pustaka Setia, 2012), hal.117
[6]
Prof. Dr. Abdur Razzaq, Ilmu Kalam , (bandung: Pustaka Setia, 2012),
hal.95
[7] Rizem
Aizid, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), hal.56
[8] Fadil
Su’ud Ja’fari, Islam Syi’ah, (UIN Maliki Press: Malang, 2010 ), hal.68
[9] Drs.
Mushlih Fathoni, Paham Mahdi Syi’ah dan Ahmadiyah dalam Perspektif,
(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2002 ), hal.33
[10] DRS.
Sahilun a. Nasir,Firqoh Syi’ah, (Surabaya: Usana offest Printing, 1998),
hal 61
[11] Fadil
Su’ud Ja’fari, Islam Syi’ah........hal.69
[12] Prof.
Dr. Abdur Razzaq, Ilmu Kalam......... hal.96
[13] DRS.
Sahilun a. Nasir,Firqoh Syi’ah, .......... hal 88.
[14] DRS.
Sahilun a. Nasir,Firqoh Syi’ah, .......... hal 92
[15] Prof.
Dr. Abdur Razzaq, Ilmu Kalam.........
hal 116
[16] DRS.
Sahilun a. Nasir, Firqoh Syi’ah........... hal 94.
[17] Ahmad
Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam, jilid II, terj. Muhtar yahya, ( Jakarta: Pustaka Al husna, 1983, hal 220;
Salman Ghaffari, Shia’ism, (teheran: Haidari Press, 1967),hal. 147
[18] Zahrah,
loc. cit
[19] Drs.
Musih Fathoni, M.A., Paham Mahdi Syi’ah dan Ahmadiyah dalam Perspektif,
........ Hal 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar