Pengikut

Selasa, 12 April 2016

MAKALAH TAFSIR-BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

MAKALAH TAFSIR 
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Dosen Pengampu:
Bpk. Safruddin Edi Wibowo Lc, MAg

Oleh:
Vanya Ironies (U20151034)
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora
IAIN JEMBER


A.  KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa surat Al-Baqarah dimulai dengan menerangkan bahwa Al-Qur’an tidak ada keraguan didalamanya dan juga menerangkan sikap manusia terhadap  Al-Qur’an, yaitu ada yang beriman, ada yang kafir, dan ada yang munafik. Selanjutnya disebutkan juga hukum-hukum shalat, zakat, puasa, haji, pernikahan, jihad, riba,hukum perjanjian dan sebagainya. Ayat ini adalah ayat  penutup surat Al-Baqarah yang menegaskan sifat Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnyaterhadap Al-Qur’an. Mereka mempercayainya dan menjadikannya sebagai pegangan hidup untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Dan ayat ini juga menegaskan akan kebesaran dan kebenaran Nabi Muhammad SAW, dan orang-orang yang beriman, dan menegaskan bahwa hukum-hukum tersebut adalah hukum-hukum yang benar.[1] 
QS. Al-Baqarah: 258
آمَنَ الرَّسُوْلُ...
“Rasul telah beriman kepada al-Qur an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya”.  Ini adalah pemberitahuan mengenai diri Nabi saw.
            Ayat ini menjelaskan dan menetapkan bahwa Rasulullah SAW dan orang-orang yang beriman, benar-benar telah telah mempercayai Al-Qur’an, mereka tidak ragu sedikitpun dan mereka meyakini benar Al-Qur’an itu. Sikap dan watak Rasulullah adalah dan watak yang ditimbulkan oleh ajaran-ajaran dalam Al-Qur’an, dan ketaatannya dalam melaksanakan hukum Allah SWT. Salah satu bukti jawaban Aisyah. ra ketika ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad SAW, Aisyah menjawab:
أَلَسْتَ تَقْرَأَ الْقُرْآنَ؟  قُلْتُ بَلَى، قَالَتْ " فَإِنَّ خُلُقَ نَبِيَّ اللَّهِ كَانَ الْقُرْآنَ"
“Bukankah engkau selalu mebaca Al-Qur’an?”  Jawabannya: “Ya”. Aisyah berkata: “Maka sesungguhnya akhlak Nabi itu sesuai dengan Al-Qur’an”[2]
Seandainya Nabi Muhammad SAW tidak meyakini ajaran-ajaran yang dibawanya dengan tidak benar  serta tidak berpegang dan berpedoman pada Al-Qur’an, maka tentu  saja ia akan ragu untuk melaksanakan cita-citanya dan ia akan ragu untuk menceritakan kejadian umat-umat terdahulu yang telah termaktub dalam Al-Qur’an, terutama dalam menghadapi kaum Nashrani dan Yahudi, mengingat kaum Nashrani dan Yahudi banyak mengetahui sejarah purbakala pada masa itu. Karenanya, Rasulullah selalu memikirkan dan meyakini setiap kebenaran yang akan beliau kemukakan dihadapan mereka.[3]
وَالْمُؤْمِنُوْنَ
“Demikian pula orang-orang yang beriman”. Diathafkan (dihubungkan) dengan Rasulullah saw.
            Tiap orang beriman itu yakin akan adanya Allah Yang Maha Esa, tiada syarik bagi-Nya. Mereka mengimani kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada Nabi-Nya, mengimani malaikat-malaikat Allah dan pembawa wahyu Allah.[4]
كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِْلَا نُفَرِّقُ بَيْنَ...
“Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. Mereka mengatakan, ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”
Disamping itu Allah SWT juga menerangkan bahwa masing-masing rasul itu mempunyai keutamaan dibandingkan rasul-rasul yang lain. Suatu keutamaan yang dipunyai oleh seorang rasul, dan rasul yang lain juga memiliki keutamaan.
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ
“ Rasul-rasul itu telah Kami lebihkan sebagian (dari) sebagian yang lain...”[5]
            Ayat ini mengisyaratkan keutamaan umat Islam atas umat-umat lainyya yang membedakan rasul-rasul Allah. Ada yang mereka imani dan ada yang tidak mereka imani. Bahkan sebagian dari rasul itu semasa hidupnya sering diperolok-olokkan.
وَقَالُوا سَمِعْنَا وَ أَطَعْنَا
Allah menerangkan lagi sifat-sifat lain yang dimiliki orang Islam. Yaitu apabila mereka mendengar suatu perintah atau suatu larangan dari Allah, mereka akan mendengarkan dengan penuh perhatian, melaksanakan perintah-perintah tersebut, dan menjahui larangan-larangan-Nya, karena mereka merasakan betapa besarnya kekuasaan Allah dan mereka yakin hanya Allahlah yang wajib disembah dan ditaati.[6]
غُفْرَانَكَ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
“Ampunilah kami, ya Rabb”. Ini merupakan permohonan ampun, rahmat, dan belas kasih. “kepada-Mu tempat kembali”. Maksudnya, Dia-lah tempat kembali pada hari perhitungan.
Peryataan ini mengungkapkan hakekat hidup manusia yang sebenarnya, menggariskan pedoman hidup dan tujuan akhir yang harus dicapai oleh manusia.[7]
Dari do’a ini dapat dipahami bahwa orang-orang yang beriman selalu berusaha  melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sekalipun mereka mengetahui bahwa Allah SWT tidak akan menghukum manusia karena bersalah, lupa dan lalai,tetapi orang-orang yang beriman merasa dirinya wajib memohon ampun dan bertaubat kepada Allah, agar Allah SWT tidak menghukumnya karena perbuatan yang demikian itu.
Asbabun Nuzul
            Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya setelah diturunkannya ayat 284 yang menjelaskan bahwa Allah akan memperhitungkan apa yang tampak dan apa yang disembunyikan hati. Para sahabat berkeyakinan bahwa ketika mereka memiliki niat jahat, Allah akan membalasnya dengan siksa-Nya kelak. Kemudian, mereka mengadu kepada Rasulullah SAW dan beliau bersabda “ Apakah kalian hendak mengatakan sama halnya yang dikatakan oleh Yahudi dan Nasharani ‘kami mendengar tapi kami tidak mengikutinya’??”. Oleh karenanya, maka katakan ‘kami mendengar dan kami taat’.[8]
 Imam al-Bukhari meriwayatkan, dari Ibnu Mas’ud, ia menceritakan, Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa membaca dua ayat terakhir surat al-Baqarah pada malam hari, maka kedua ayat ini mencukupinya”. (HR. Al-Bukhari).[9]
QS. An-Nisa’: 136
“ Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya itu adalah sesat sejauh-jauhnya”
Dalam perintah yang pertama disebutkan iman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, dan tidak disebutkan iman kepada malaikat. Akan tetapi, kitab-kitab Allah menyebutkan malaikat dan menyebutkan hari akhir, maka sebagai konsekuensi beriman kepada kitab-kitab Allah ini ialah beriman kepada malaikat dan hari akhir. Namun, disini dimunculkan penyebutan malaikat dan hari akhir, karena ayat ini membicarakan ancaman, yang menyebutkan unsurnya secara terbatas.
Ayat ini menjelaskan tentang beriman kepada kitab yang telah diturunkan-Nya sebelumnya. karena, sumber kitab-kitab ini hanya satu, yaitu Allah dan asanya juga satu, yaitu menyerahka diri kepada Allah, dan mengesakannya dengan uluhiyyah, dengan segala kekhususan-Nya serta mengakui bahwa hanya manhaj Allah sajalah yang wajib ditaati dan dilaksanakan didalam kehidupan. Kesatuan inilah yang secara tabi’i  dan secara jelas menetapkan bahwa keberadaan kitab-kitab suci ini, sebelum diubah oleh manusia, bersumber dari Allah. Manhaj Allah itu adalah satu, dan jalan-Nya juga satu yang berseberangan dengan jalan-jalan lain disekitarnya. Jalan-Nya itulah jalan lurus yang dapat menyampaikan manusia kepada-Nya.
Kita beriman kepada kitab samawi secara keseluruhan, dengan catatan bahwa kitab-kitab suci semuanya itu pada hakikatnya adalah kitab yang satu, adalah suatu ciri yang membedakan umat Islam dari umat-umat lain. Karena, pandangan terhadapTuhan Yang Maha Esa, manhaj-Nya yang tunggal, dan jalan-Nya yang satu, adalah pandangan yang lurus seiring dengan kesatuan manusia, dan berjalan lurus seiring dengan kesatuan kebenaran yang tidak berbilang yang tidak ada sesuatu lagi dibalik kebenaran ini kecuali kesesatan.[10]






[1]  Zaini Dahlan dkk, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Yogyakarta, hlm. 500
[2] H.R. muslim
[3] Tafsir At-Tabari Jilid V, 2001: 148-153
[4] Zaini Dahlan dkk, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Yogyakarta, hlm. 502
[5]  Surat Al-Baqarah: 253
[6] Zaini Dahlan dkk, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Yogyakarta, hlm. 503
[7] Ibid.
[8] Lubabun Nuqul: 39
[9] Al-Misbah Al-Munir fi Tahzib Tafsri Ibnu Katsir, 1999: 160-161
[10] Tafsir fi Zhilalil Qur’an, Jilid 3, 1992: 101

Tidak ada komentar:

Posting Komentar